TUGAS MKDU
FK UNSRI 2015 BAHASA INDONESIA (ESSAY)
Dosen Pengajar
: Pak Afriansyah
“DAMPAK
PEMBANGUNAN LRT (LIGHT RAIL TRAIN)
SEBAGAI TRANSPORTASI BARU DI KOTA PALEMBANG”
Pada awalnya Palembang merencanakan
membangun Monorel dari Bandar Udara Sultan Mahmud Badaruddin II ke Kompleks
Olahraga Jakabaring sebagai alternatif transportasi umum dalam rangka menyambut
Asian Games 2018 di Palembang, rencana pembangunan Monorel tersebut kemudian
dibatalkan karena kesulitan mencari investor yang dapat menyelesaikan pekerjaan
tepat waktu serta proyek dianggap kurang menguntungkan. Monorel kemudian
diganti dengan LRT yang dianggap lebih efektif. Proyek senilai 7,2 trilyun
rupiah ini diminta dibiayai oleh Pemerintah Pusat melalui APBN dan penugasan
konstruksi pada BUMN.
Presiden Joko Widodo kemudian menandatangani Perpres
Nomor 116 Tahun 2015 tentang percepatan penyelenggaraan kereta api ringan di
Sumatera Selatan tanggal 20 Oktober 2015. Pendanaan proyek di 2016 akan
dibiayai PT Waskita Karya. Selanjutnya, pemerintah melalui Kementerian
Perhubungan akan mengalokasikan anggaran pembiayaan proyek tersebut pada APBN
2017 dan 2018.
Pembangunan Light Rail Transit (LRT) yang saat ini tengah dilakukan diprediksi akan menimbulkan kemacetan hingga dua tahun mendatang. Saat ini, pembangunan LRT ini sudah mulai dilakukan di sepanjang jalan mulai dari bandara hingga depo akhir di Jakabaring. Seperti di arah bandara ada beberapa titik pengerjaan pembangunan tiang pancang. Hal yang sama juga seperti di jalan demang lebar daun hingga jakabaring pun telah dilakukan pengerjaannya. [republika.co.id]
Melihat dari kondisi jalan raya di
kota Palembang saat ini, seperti yang kami alami sehari-hari, hampir seluruh
ruas jalan yang dilalui konstruksi LRT mengalami kemacetan parah. Terutama di
jalan-jalan yang memiliki ruas dua jalur yang dipersempit menjadi satu jalur,
seperti di daerah Demang, Polda, angkatan 45, dan sekitar kantor gubernur
Sumatera Selatan. Sesungguhnya jika menitik balik pada tujuan dari pembangunan
LRT sendiri, pemerintah berupaya untuk menanggulangi kemacetan yang ada di kota
Palembang. LRT sebagai transportasi umum baru sendiri diharapkan dapat
mengambil hati para masyarakat kota Palembang untuk beralih sebagai pengguna dari
kendaraan pribadi menjadi kendaraan umum. Namun, melihat dari sejarah proyek
fasilitas SEA Games, kami mengahawatirkan nasib proyek LRT akan berakhir
sebagaimana wisma atlet Sea Games 2012, yaitu ketika Sea Games berakhir, wisma
tidak digunakan lagi dan dilelang untuk masyarakat sekitar. Proyek LRT juga
tidak menghilangkan kemungkinan bahwa tidak akan beroperasi lagi saat Sea Games
2017 usai.
Selain itu, visi pemerintah untuk
menghilangkan kemacetan di Palembang belum terlihat untuk saat ini mengingat
proyek LRT justru memperparah kemacetan yang terjadi di berbagai lokasi di
Palembang. Di samping itu, proyek menjanjikan lainnya seperti tol Indralaya
belum sepenuhnya dibangun sebagaimana yang telah direncanakan.
Kemudian, proyek LRT juga menggunakan
biaya yang tidak sedikit. Dengan asumsi bahwa LRT tidak akan digunakan lagi
sebagai sarana transportasi setelah Sea Games usai, hal itu akan terlihat
sangat boros. Apalagi sebenarnya anggaran tersebut bisa disalurkan ke berbagai
sektor penting lainnya, seperti Pendidikan, Kesehatan, dan penanggulangan
tindakan kriminalitas. Dan melihat
kondisi Palembang yang sering mati listrik, realisasi dari LRT tidak akan
berjalan secara maksimal mengingat operasi ini menggunakan listrik.
Dan jika kami melihat proses dan
pelaksanaan sejauh ini, pembangunan LRT dirasa berjalan begitu lambat karena sampai
saat ini pun pembangunan belum masuk ke tahap pemasangan kerangka untuk jalur
LRT. Bahkan pembangunan juga dirasa tidak begitu merata terutama di daerah
titik pusat kemacetan, situs konstruksi terlihat “diabaikan.”
Kontradiksi dengan pernyataan-pernyataan di
atas, LRT masih memiliki nilai positif bagi masyarakat Palembang kedepannya.
Walaupun pembangunan LRT sekarang menyebabkan kemacetan, namun kembali pada tujuan
LRT dibangun yaitu untuk mempermudah transportasi di Palembang. LRT tidak
mungkin dibangun tanpa pertimbangan-pertimbangan khusus. Dengan telah
berjalannya pembangunan LRT ini, bisa diartikan bahwa pemerintah sudah yakin
bahwa LRT ini akan mempermudah kehidupan masyarakat di Palembang. Itu artinya
pemerintah memang sudah memprediksi bahwa kemacetan yang terjadi di sebagian
besar ruas jalan-jalan di kota Palembang adalah sebuah kewajaran sebagai dampak
dari pembangunan proyek LRT. Selain itu pemerintah telah mempertimbangkan
dengan baik akan kemungkinan mati listrik yang sering terjadi di Palembang, ini juga yang menjadi alasan
perubahan proyek awal dari Monorail menjadi LRT.
Saran yang dapat kami berikan untuk
pembangunan LRT ini diantaranya ialah sebaiknya proyek LRT segera diselesaikan
secepatnya. Selain itu, penitikberatan pembangunan alangkah lebih baik jika
diprioritaskan pada jalan-jalan dengan potensi macet sehingga jalan dapat
kembali lenggang segera setelah proyek di titik ini selesai. Kemudian, proyek LRT
yang telah dibangun hendaknya terus dimanfaatkan sebagai transportasi baru di
kota Palembang. Karena dengan demikian, penggunaan kendaraan pribadi sebagai
pemicu utama kemacetan lalu lintas di Palembang akan berkurang secara
signifikan. LRT juga diharapkan dapat menghubungkan antar wilayah kota
Palembang dengan lebih cepat. Karena itu, pemerintah sebaiknya juga mendukung
perawatan proyek LRT untuk kedepannya.
Pada akhir kata, proyek pembangunan
LRT mampu memberikan banyak dampak positif jika dalam pelaksanaan pembangunan
hal-hal yang merugikan untuk jangka pendek dapat diatasi.
Penulis:
·
Muhamad Hanif Prasetyo | 04011281520133
·
Quintiana Ruthie Haris | 04011281520158
·
Nofitri Dewitasari Sijabat | 04011281520161
·
Rony Wiranto | 04011281520166
Referensi:
http://Industri.bisnis.com
http://Republika.co.id
No comments:
Post a Comment