Now Read: http://ronytomato.blogspot.com WEIRD STORIES: MEMBENCI ATAU DIBENCI? SAMAKAH?
WELCOME TO MY BLOG

ANDA PENGUNJUNG KE :

Friday, September 27, 2013

MEMBENCI ATAU DIBENCI? SAMAKAH?

"Aku mengalir dengan sebuah kisah, menuju perempatan sungai yang bermakna"

 

Yap, temanku bilang aku sangat cocok jika aku bekerja sebagai Pengamat Geologi. aku tak tahu kenapa, tapi Aku suka memperhatikan keadaan sekitar, seperti Bumi maupun debu angkasa. Aku juga suka meninjau dan melihat berbagai benda - benda di sekitar, termasuk memperhatikan perkataan, sikap, maupun ucapan dari seseorang. namun sayangnya, di sisi lain aku tidak pandai berbicara.


 

Arkan, sebut begitu saja namanya. Bercerita dengan lantang ditemani alunan geletupan benci terhadap seseorang, anggap saja namanya Esi. aku memang tahu kalau sosok Esi memang menyebalkan. Tekanan darahmu akan naik, memunculkan asap di ubun - ubun mu ketika kau mendengar perkataan dan raut mukanya yang seperti comberan busuk ketika berhadapan dengan orang. 

 


Seperti minyak yang di-didihkan, teman - teman yang lain pun ikut menuai duri mawar berupa perkataan di setiap sela waktu. Sudah kubilang, posisiku sebagai pengamat mungkin membuatku melihat ketika perkataan - perkataan busuk dituangkan bersamaan. Dan satu kata yang paling aku ingat yaitu, ketika Arkan mengejeknya dengan sebutan "Esh*t, Esh*t, Esi Sh*t !!!".


Di sisi lain, aku mendapat kesempatan lagi untuk menjadi juri di antara orang - orang yang mengumpat.  Namun, di keadaan ini Arkan lah yang mendapat posisi yang sama seperti Esi, orang yang sempat dia umpat. Aku diberi kesempatan untuk menilai, dan mendengarkan kata - kata yang sama. Kali ini, Arkan yang mendapat gelar "Arkan Sh*t!".

 

Hal ini benar - benar menggelitik. Baru saja beberapa waktu lalu aku mendengar sebutan maut itu ditujukan kepada Esi. Dan sekarang layaknya boomerang, dia kembali kepada tuannya. Seandainya Arkan tau akan hal ini, kira - kira apa ya jawabannya atas keadaan ini. Hal itu membuatku geli, sekaligus ngeri. Dan sekarang aku tahu, apa yang aku ucapkan, apa yang aku perbuat terhadap orang lain,  ekspresi wajah apa yang aku tunjukkan terhadap orang lain; semuanya akan tertuju tidak hanya kepadanya, tetapi kepada diriku sendiri.

فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ

"Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.

وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ

Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula. " {Q.s. Al-Zalzalah: 7-8}

 

Dan lagi - lagi Al-Qur'an mengingatkan kita tentang hal itu. Satu hal yang kudapat dari kasus Esi maupun Arkan.


"Semakin Kita Membenci Seseorang, Semakin kita Mirip dengan orang tersebut".

 

Ketika kita dibenci seseorang, maka intropeksi dirilah dan merenunglah; apakah kita pernah membenci atau membuat seseorang terluka tanpa kita sadari, lewat perkataan, raut wajah, ucapan, dan sebagainya; bukannya malah membenci atau mencaci balik orang tersebut. Dan ketika kita membenci seseorang, maka sadarlah kalau suatu saat roda kehidupan akan membuat kita merasakan hal yang sama.



Sekian dari saya :) Semoga segelintir kisah ini bisa berguna dan bermanfaat untuk saling mengingatkan satu sama lain.


No comments:

Post a Comment