Now Read: http://ronytomato.blogspot.com WEIRD STORIES: December 2012
WELCOME TO MY BLOG

ANDA PENGUNJUNG KE :

Friday, December 21, 2012

SHYRLEY'S VACATION


Shyrley's Vacation photo
;)) sharing this thank you,,






























 


























































 

















-arigatou-












Baca Selengkapnya......

IZINKAN SAYA BERCERITA - 7. MENGERTILAH AKAN AIR

CERPEN KE : VII
JUDUL : MENGERTILAH AKAN AIR

By : Rony Wiranto

*Sambil Baca Sambil Dengar


Spanish Instrumental - Romance Song


Pada Suatu hari, hiduplah seorang pengembala domba. Ia tinggal di sebuah desa yang bisa dibilang kecil namun indah. Tempatnya sejuk dan ramah lingkungan. Ladang nan indah dihiasi rumput dan alang alang berwarna coklat dan hijau. Ia memiliki sebuah rumah berbentuk gubuk kecil dan kandang kecil bagi domba - domba miliknya untuk masuk. Yah, bisa dibilang kandang yang tak layak bagi domba - dombanya. Walaupun desanya begitu tentram dan nyaman, ia masih tetap gelisah memikirkan bagaimana kehidupannya yang akan datang. Bisa dibilang, pengembala itu kekurangan biaya untuk hidupnya tapi tak terlalu kekurangan. Ia masih dapat hidup dengan menggembala domba miliknya.

Suatu hari, sang pengembala seperti biasanya akan menggiring domba - dombanya untuk mencari makan. Tapi, sebelumnya ia harus menyusuri jembatan menyebrangi sungai menuju hutan. Setelah ia sampai di hutan, hujan sangat turun deras sekali.

"Ya ampun,, dasar air hujan sialan! Aku tak bisa bekerja kan?" Keluhnya.

Sang pengembala menunggu dan terus menunggu hingga awan mau menghirup air matanya kembali. Alhasil, hujan semakin lama semakin deras. Berhubung hujan telah melampaui batas dan terlalu deras, maka sang pengembala terpaksa harus pulang ke rumahnya bersama domba - domba. Ia harus melewati sebuah jembatan yang sama ketika ia menuju ke hutan. Jembatan itu terbuat dari kayu, yang kelihatannya tak dapat menahan diri untuk jatuh ke sungai. Jembatan itu hampir bobrok dan penduduk desa bilang bila ingin melewatinya harus berjalan satu - satu. Ia telah mengikuti aturan itu ketika tadi ia akan pergi ke hutan. Tapi, berhubung hujan deras dan dia terburu - buru, dia lupa akan aturan yang diberikan tersebut. Alhasil, ia menggiring semua dombanya untuk menyebrangi jembatan bersama - sama.

Salah satu dombanya kemudian terpelincir dan jatuh akibat air hujan, dan karena itulah penyebab runtuhnya jembatan kayu. Sang pengembala dan domba - domba lainnya terjun dan jatuh ke sungai. Terbawa oleh arus yang dingin dan deras. Mengalir menuju sisi hilir. Sang pengembala gelagapan. Ia bukannya memikirkan keselamatannya tapi ia memikirkan bagaimana nasib domba - dombanya yang terseret arus sungai. Ia tak bisa berenang. Beruntungnya, ia tersangkut di sebuah ranting pohon dekat sungai. Ia terus berada di situ sampai hujan berhenti. Kemudian ia pingsan dan terus berada di sungai.

Ia terbangun. Ia melihat cuaca yang cerah tanpa adanya hujan deras lagi. Ia mencoba memfokuskan matanya untuk melihat hal di dunia. Dan ia teringat akan domba - dombanya. Dan setelah ia mencari ke selubuk - selubuk sungai, hasilnya nol. Domba - dombanya sudah mati terseret oleh genangan air di sungai.

Hal ini membuat dia naik temperatur. Ia marah besar. marah kepada air yang telah menghanyutkan domba dombanya. Ia sekarang tak punya apa - apa lagi untuk hidup. 

"Awas saja kau air sialan!! Aku pasti akan menaklukanmu dan menguasaimu!!" Teriaknya.

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/f/f7/Flooderosion.jpg/250px-Flooderosion.jpg
Tanpa berpikir panjang dia menemui sang raja di daerahnya, yang merupakan orang terkaya di desanya. Dengan perasaan kesal, sang pengembala menemui sang raja, ia masuk ke istana kerajaan yang begitu megah nan kokoh

"Wahai Raja, aku ingin berkata sesuatu". Kata sang pengembala.
"Silahkan, pengembala" Jawab raja.
"Aku ingin meminta ganti rugi kepadamu!" Kata sang pengembala.
"Ganti rugi untuk apa?" Tanya raja.
"Sungai yang ada di desa ini telah menelan domba - domba ku, tak ada satu pun tersisa. Aku tidak dapat memenuhi kebutuhan tanpa mereka semua". Jawab pengembala.
"Lalu kau mau minta ganti rugi apa? Uang ? atau domba yang baru?". Tanya raja.
"Tidak, yang aku inginkan adalah.. Menguasai dan memiliki sungai yang telah menenggelamkan domba - dombaku". Jawab pengembala

Raja dan para pengawal terbahak - bahak tertawa mendengar pernyataan yang disampaikan oleh sang pengembala. Raja kemudian melanjutkan pembicaraan.

"Silahkan saja, sekarang sungai itu adalah milikmu." Jawab Raja
"Sungguh? Terima kasih raja". Ucap pengembala.

Dengan perasaan senang, pengembala segera meninggalkan istana dan menghampiri sungai. Ia kemudian tersenyum bangga dan berkata

"Haha, sekarang engkau adalah milikku wahai air yang ada di sungai!". Teriak pengembala.

Kemudian ia memulai misinya, dia mengambil gergaji untuk memotong pohon - pohon yang ada di sekitar sungai. Ia juga mengambil semua kekayaan alam yang ada di sekitar sungai, seperti sarang burung, daun mapple, dan lainnya. Semuanya habis tak tersisa. Ia kemudian menjual semuanya dan alhasil dia dapat uang yang sangat banyak.

Semua yang ada di sungai, pohon, ranting, batuan, dan lainnya habis tak tersisa. Lama - kelamaan Kemudian, di tanah yang kosong itu ia mendirikan sebuah rumah yang sangat megah, berlantai 3, seperti hotel berbintang lima. Ia lebih kaya dibandingkan sang raja. Sang raja hanya terseyum dan menyaksikan apa yang terjadi.
Suatu ketika, angin bertiup sangat kencang. Sepertinya akan ada badai. Pengembala takut akan hal itu. Dan perkiraannya benar, terjadi badai disertai hujan deras. Sungai lama - kelamaan meluap dan masuk ke dalam rumah sang pengembala yang mewah. Pengembala naik ke lantai dua, rupanya hujan belum berakhir dan terus masuk ke lantai dua. Pengembala naik ke lantai tiga, dan alhasil rupanya, sebelum genangan air masuk ke lantai tiga, rumah pengembala yang mewah roboh digenangi air.

Pengembala sangat panik dan tak tahu harus minta pertolongan kepada siapa. Ia yang tak bisa berenang jadi susah bergerak di air. Beruntungnya lagi, ia ditolong seorang kakek yang naik perahu dari hulu sungai. Kakek tersebut lalu membawa si pengembala ke rumahnya dan beristirahat ke sana. 
 
Setelah beberapa lama, si pengembala masih trauma akan kejadian itu dan segera menemui sang raja di istana.

"Aku sudah tak tahan lagi raja, ambillah sungai itu.. Aku sudah takut akan hal itu". Keluh Pengembala.
"Aku terima kembali dan marilah kita melestarikan unsur alam yang ada di sana, yang perlu kau ketahui adalah jangan jadikan air sebagai suatu hal yang remeh, dan jangan pula jadikan air sebagai suatu hal yang kuat sehingga kau ingin menaklukannya, mengertilah akan alam, mengertilah akan air." Jelas raja.
"Aku mengerti, maafkan aku wahai air." Jawab pengembala.

Terima Kasih Sudah membacanya,,

Baca Selengkapnya......

RAINY HERE

こんにちはみんな 
今日はお元気ですか 



私は、彼らは大丈夫だと思うよ..まあ、私はその日はあまりにも明るく、の味ではないと思います。あなたは素敵なの休暇を楽しんでいますか?青森訪れるには絶好の場所です東京でも良いですが、私たちは、都市の美しさを見ることができました。あなたは私を求めることができる:P

私が住んでいる街で継続的な雨季したがって、私がんでいる地域は、しばしばです:Dしかし、非常にエキサイティング空気が涼しくなってきていた。露にぬれた木々の上にすべての葉インドネシアは非常に緑の国です。以前のようにしかし、緑色ではありません環境に悪影響を及ぼす可能性が今では多くの人々:''彼らは森林再生せずに木を切り倒した。だから少しスピーチ..

来年はニュージーランドを訪れたいと思っています。私は、天候や季節そこが大好きです。加えて、私は牛の牧場主であることを学びたい :P

ジャケットを着る暖かいコーヒーを準備するのを忘れないでください。学校で私は "クラス会"を行く。脳は試験後に、よりリフレッシュするように実装されます。オリンピアのイベント名そこに保持範囲レース - ワイドがあります。競争 - レースは別の志願者、布袋レース、ドラッグ鉱山、および大いに多くの間であった。あなたがショーを見たい場合は、私の学校に来て食事のために食べ物を持参することを忘れないでください。 :P

私は、これは十分だと思いますあなたの冬の休暇をお楽しみください。休日の間に病気にしないでください。陽気と興奮特にすることで、カナダを訪れた人々を持参することを忘れないでください。私は飲みメープルシロップのようだ:D

さようならみんな

私の次のポストになり手紙の中でお会いしましょう
 
:))


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiyhZjsgWj5ON_xmitS7AGI7Ba-EiNojtUXuHLf6SHsvvMt9-jdM57ZzgP-S7irNOcbjukbHAHizHXVq1bgyUGMtaYGM7zl5mdK5-hRQcQFcYvzm7xL8tfltEYN2jcrAaCHK_v6oYIIz3Wj/s1600/2010+Rainy+Season+008.jpg

 







Baca Selengkapnya......

Thursday, December 20, 2012

SAVING WORLD, SAVING OUR LIFE!

Saving Our Planet is a program that was persuading the earthlings so that they would become more concern and care to their entire environment. It was because the civilization that has been created by the modern people in this millennium era had affected so many destructive impacts which are really needed to be concerned. These impacts are causing a new problem, The “Global Warming”. In prediction, that in the last 100 years the temperatures of our planet has increased by 1’ every year. Meanwhile, the ocean surface has increased for about 1 meter from its former level. The problem is, modern people not only wanted to increase their prosperity, but also increase their rate of comfortable & luxurious life.


Come and give your help to make better world guys!!
"Saving the world as Saving our life!"

 :)) Be Better Life everybody!!




Baca Selengkapnya......

LET ME LIFE, LITTLE TREE - POEM

Once I was a tiny seed.

Mother Nature cared my need.

I grew up as a shady tree.

Now my age is twenty three.


I have branches so many.

For children to play in company,

I feed worms with tiny figs.

I make homes with tiny twigs.


I am for the resting herds.

Also for the poor shepherds.

People breathe the air I give.

Why do not people let me live.


Please, Did you understand?

I believe you all

I make you comfort, this world

I Love you people

From little tree like me

Baca Selengkapnya......

STORM IN THE BLACK FOREST - POEM

Jugfull after jugfull of pure white liquid fire, bright white

tipples over and spills down,

and is gone

and gold-bronze flutters beat through the thick upper air.


And as the electric liquid pours out, sometimes

a still brighter white snake wriggles among it, spilled

and tumbling wriggling down the sk


and then the heavens cackle with uncouth sounds.

And the rain won’t come, the rain refuses to come!





This is the electricity that man is supposed to have mastered

chained, subjugated to his own use!



-David Herbert Lawrence (1885-1930)-

Baca Selengkapnya......

THE WHITE WINDOW - POEM


The Moon comes every night to peep

Through the window where I lie:

But I pretend to be asleep;

And watch the Moon go slowly by,

-And she never makes a sound!


She stands and stares! And then she goes

To the house that's next to me,

Stealing by on tippy-toes;

To peep at folk asleep maybe

-And she never makes a sound!

-James Stephens-

Baca Selengkapnya......

A BLACK ROSE - POEM

A Black Rose,
Glistening in the rain,
A sign, a symbol,
An insignia of loss,
It’s the Flower of Darkness,
Lying in wait on this cold winter night,

It represents the beauty of despair,
The grace of defeat,
The feelings we all find hard to bear,
The millions of people that have all loved and lost,
All behind this flower that holds us aloft,

Within its petals we drown our grief,
With its stem we clutch to what’s left of life,
Within its thorns we spite those who have set us so
And within this dark flower we find our peace,
The power to let go and leave the loved lie,

So with this flower we sign our hearts,
We accept our everlasting love,
And move on,

A Black Rose,
Glistening in the rain,
Ill forever love you,
Ill never lose hope,
But until you come back,
Here’s a Black Rose,
For my love… 


-James Stephens-

Baca Selengkapnya......

MOON AND WIND - POEM

There is no wind on the moon at all

Yet things get blown about.

In utter utter stillness

Your candle shivers out.


In utter stillness

A giant marquee

Booms and flounders past you

Like a swan at sea.


In utter utter stillness

While you stand in the street

A squall of hen and cabbages

Knocks you off your feet.


In utter utter stillness

While you stand agog

A tearing twisting sheet of pond

Clouts you with a frog.


A camp of caravans suddenly

Squawks and takes off.


A ferris wheel bounds along the skyline

Like a somersaulting giraffe.


Roots and foundations, nails and screws,

Nothing can hold fast,

Nothing can resist the moon's

Dead-still blast

Baca Selengkapnya......

CLEOPATRA STRATAN - GHITA!!!



Ada yang tahu siapa itu Cleopatra Stratan?
Yapp..

Bukan Ratu Cleopatra yang ada di Mesir, bukan juga Cleopatra personil JKT 48 hahaha :D
Tapi, Cleopatra Stratan.. Penyanyi cilik tersukses di dunia yang memenangkan penghargaan MTV Award dalam gadis termuda. Ia adalah pencatat sejarah di Industri musik sebagai seorang penyanyi dengan Gaji 1000€ per lagu. Dengan albumnya tahun 2006 La vârsta de trei ani (”pada usia 3″).

Anak yang bernama bernama lengkap Cleopatra Sratan ini juga akrab di panggil Cleo, dia lahir 6 Oktober 2002 dan berasal dari Kishinev, Moldova. Gadis kecil Rumania ini adalah orang termuda yang pernah mencetak sukses komersial sebagai penyanyi, tahun 2006 album La vârsta de trei(“Pada usia 3″). Dan hebatnya lagi dia juga memegang rekor sebagai artis yang tampil live selama dua jam di depan penonton yang besar, seniman muda yang memperoleh bayaran tertinggi, artis termuda meraih penghargaan MTV dan artis termuda yang mencetak # 1 hit di suatu Negara yaitu “Ghita” dalam Single Chart Romania. Waw banyak sekali ya penghargaan yang dia peroleh.

**Riwayat kehidupannya :
Pavel Stratan, ayah Cleopatra, berada di sebuah studio rekaman sebuah lagu dengan 3-tahun Cleopatra berkeliaran. Tanpa pikir panjang, ia meraih mikrofon dan mulai bernyanyi bersama dengan Pavel. Semua orang tertegun sehingga mereka akhirnya merekam lagu dengan Cleopatra melakukan vokal, dan menyarankan bahwa saat dia lebih muda dari Shirley Temple, ia harus dimasukkan dalam Guinness Book of World Records sebagai bakat termuda yang pernah tampil di panggung dan rekaman Album nya sendiri. Beberapa lagunya telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan Spanyol. La vârsta de 3 ani dan Ghita maxi single juga dirilis di Jepang. La vârsta de trei ani (“Pada usia 3″) adalah sebuah disk double platinum pada musim panas 2006 untuk menjual lebih dari 150.000 album di Rumania. Pada bulan Desember 2006, ayahnya mengumumkan bahwa sampai album berikutnya (mungkin dalam satu atau dua tahun), ia tidak akan lagi menyanyi di depan umum.

**Riwaya Album :
Pada Desember 2006, hit Cleopatra terbesar adalah lagu “Ghita”.
Pada tahun 2008, Cleopatra merilis album kedua disebut La Varsta De 5 Ani dengan lagu hit “Zunea-Zunea”. Pada tanggal 13 Desember 2008, kakaknya, Cezar (dinamai oleh Cleopatra) lahir. Dia juga memiliki sebuah konser pada 20 Desember sebelum berangkat Kishinev untuk melihat adiknya. La vârsta de 3 ani (2006, Album Pop, Durasi: 38:16)

**Daftar lagu :
“Ghita” – 3:17
“Cuţu” – 3:03
“Te-am întâlnit” – 2:38
“Sansa” – 2:22
“Noapte Buna!” – 3:54
“Surprise” – 3:23
“Număr pan ‘la UNU”
“Mama” – 3:58
“De ce?” – 4:15
“Zuzu-Zuzu” – 2:08
“Oare Cat?” – 2:01
“Pasărea pistruie” – 3:44
La vârsta de 5 ani (2008, Album Pop, Durasi: 32:25)
“Zunea-Zunea” – 2:59
“Si Elefantul furnica” – 3:04
“Lupul, iezii si vizorul” – 4:17
“Vino, te aştept” – 3:00
“Căţeluş cu Parul Cret” – 3:28
“Dăruieşte” – 3:45
“Gâşte-gâşte” – 2:43
“Melc-melc” – 2:42
“Refrenul dulcilor poveşti” – 3:00
“Va Veni o zi zi intr-o” – 3:27

-That's all- hehehe

Baca Selengkapnya......

SAVE ENVIRONMENT

http://i133.photobucket.com/albums/q49/kidd2508/advanced-animation.gifEnvironment is everything around us. Environment consists of two main parts which are biotic and abiotic environment. Biotic environment is everything around us which are live, for example plants, animals and human beings. While abiotic environment is everything around us which are not live, for example stone, water, wind, land and etc.
We must protect our environment as good as possible because it can influence our live.
As we know that Indonesia has many tropical forests and it is a source of nature which can help people live peacefully. So as human being we should preserve the forest.

There are some efforts which should be done by all people:
1. Not cutting down the trees in the forest
2. Planting any kinds of trees in the barren area of the forest

Cutting down the trees in the forest can cause many disasters for human beings. Of course it can cause flood because the rain water can’t be absorbed by the root of plants so the water flows directly to the ground. There are many damage caused by the flood,
many people being homeless because of flood, the flood kill many kinds of pet, many factories can’t produce anything, transportation can’t run well because the bridge is broken and so on.

Actually, the disasters above can be minimized if all of human beings can preserve our environment and we must pay more attention to the environment whenever and wherever. We must not throw away rubbish anywhere which can disturb the flowing of the river water. We should plant any kinds of trees in the barren area or in side of the road.

By doing those simple efforts, it means we have participated in the preservation of our environment.

Save Earth? Come on!! Let's do it,,
 


   

Baca Selengkapnya......

Wednesday, December 19, 2012

IZINKAN SAYA BERCERITA - 6. THE FABULOUS MEMORY


CERPEN KE : VI
JUDUL : THE FABULOUS MEMORY (KENANGAN TERBAIK) 

By : Rony Wiranto

*Sambil Baca Sambil Dengar


Westlife - Season in the Sun
Hari ini kebetulan cuaca bersahabat, Cerah dengan sinar matahari keemasan. Tak tanggung-tanggungnya Matsumoto dengan sigap cepat-cepat pergi ke sekolah di hari senin. Dia tak mau ketinggalan pelajaran Matematika kesukaannya di jam pertama, dia sengaja berjalan kaki agar bisa menikmati segarnya kerindangan pohon di jalan yang dilaluinya. Jarak sekolah dari rumahnya cukup jauh juga, karena itulah dia rela bangun subuh untuk pergi ke sekolah. Jalan demi jalan ia lewati, pohon demi pohon ia lalui. “Hmm segarnya” pikirnya. Sesampainya di sekolah, dengan cepat ia berlari menuju kelasnya dan segera membuka pintu kelasnya. Dengan gembira, ia mengatakan.. 

  “Ohayou!”. Sapanya.

Tapi semua teman sekelasnya tak menghiraukannya, kelihatannya mereka semua sedang membicarakan sesuatu hal, sesuatu hal yang penting kelihatannya. Matsumoto segera mendekat ke teman – teman dekatnya dan ikut berbincang.

“Eh, Ada apa sih?”. Tanya Matsumoto.
Semuanya hening tanpa menjawab.
“Eh, ada berita apaan sih??”. Tanya Matsumoto. Kali ini dia menggunakan nada yang  
 “Kamu belum tahu? Seluruh murid di kelas sedang membicarakan hal ini.” Jawab Ai.
 “Hal apa?”. Tanya Matsumoto. Segera disambung oleh Aru.
“Sebenarnya, guru kesukaanmu, Bu Ran, akan segera berhenti mengajar di sekolah ini.” Jawab Aru.
“Haha.. Kabar itu juga aku sudah tahu, biar gimanapun, Bu Ran kan 2 bulan yang akan datang akan segera menikah, jadi wajar saja kalau...” Segera dipotong oleh Ai.

“Yang menjadi masalahnya sekarang bukan itu.” Jawab Ai.
“Tapi, guru yang akan menggantikan Bu Ran itu..” Sambung Aka.
“Eh?”. Tanya Matsumoto dengan ekspresi bingung.
          “Guru yang akan menggantikan Bu Ran itu adalah guru yang dinobatkan sebagai guru terkejam di kota ini, Bu Minase!”. Jawab Aka dengan menyambung kalimatnya yang terputus tadi.
    “Ah, kalian percaya cerita begituan? Itu kan hanya kabar semata, jadi..”. Kata Matsumoto, dan segera dipotong oleh Ai.
      “Itu bukan cerita bualan, bahkan sekolah Sakura yang international itu bisa-bisanya menolak Bu Minase itu. Beberapa sekolah di kota ini, juga banyak yang menolaknya, bahkan secara langsung!”. Jawab Ai dengan tegas.
       “Eh, Lalu kenapa sekolah ini menerimanya begitu saja?”. Tanya Matsumoto.
       “Entahlah, dengar kabar yang beredar sih, ada yang bilang kalau di Sekolah ini ada kerabat keluarganya yang bekerja disini, ada juga yang bilang bahwa dia rela menyuap kepala sekolah agar dapat diterima dan bekerja disini.” Jawab Ai. Lalu Aka segera menyambung.
    “Dan hebatnya, guru itu menjadi Wali Kelas kita menggantikan Bu Ran, ohh seandainya Bu Ran tidak menikah.. -,,,,,-”. Keluh Aka.
     “Hei, kalau begitu bagaimana...” Belum sempat Aru berbicara, suasana keramaian di kelas langsung buyar begitu mendengar kenok pintu bergerak dan muncul seseorang.
      “Itu dia, datang.” Bisik Ai kepada Matsumoto.

Matsumoto hanya diam dan terus memperhatikan seseorang tersebut yang ternyata adalah Bu Minase. Matsumoto kemudian duduk ke bangkunya. Ia hanya bingung memperhatikan Bu Minase. Orang nya masih muda, sekitar umur 23 tahun. Wajahnya cantik, tertutup oleh masker yang dipakainya, tampaknya juga Anggun. Matsumoto juga masih bingung kenapa orang seperti itu bisa dinobatkan sebagai guru terkejam. Lalu dengan tegas Bu Minase mengucapkan perkenalan.

          “Hajimemashite, Nama saya Minase! Saya bertugas untuk menggantikan Guru kalian yang telah berhenti beberapa hari ini. Jadi, Salam kenal!” Kata Bu Minase dengan tegas.
          Suaranya yang tegas itu membuat semua murid tidak berani menjawab pertanyaannya. Bu Minase lalu melanjutkan percakapannya.
          “Baiklah, kita mulai pelajarannya!”. Kata Bu Minase sambil menghadap ke arah Papan Tulis.
          “Apa-apaan dia, langsung memulai pelajaran seenaknya!” Bisik Aka kepada yang lain.
        “Iya, seharusnya dia mengajak semua murid untuk beradaptasi dulu sebelum memulai pelajaran!” Sambung Ai.
          “He..Hentikan, nanti suara kalian..” Himbau Aru dan terpotong oleh Aka.
         “Lagipula guru baru saja sombong, dia seperti monster yang menutup mukanya dengan masker!”. Kata Aka.
          Tiba – tiba, Bu Minase memarahi Aka dan yang lainnya dengan mengatakan “Jangan berbicara saat jam Pelajaran!”. Rupanya suara Aka terdengar oleh Bu Minase dan mereka pun segera melanjutkan pembelajaran.
          “TRINGG..” jam istirahat pun berbunyi, akhirnya semuanya lega Bu Minase bisa keluar dari kelas. Suasana kelas kembali ramai dengan pembicaraan topik yang sama seperti pagi tadi, yaitu tentang Bu Minase. Karena merasa lapar, dan pagi tadi belum sarapan, akhirnya Matsumoto mengajak Aru untuk pergi ke kantin sekolah.
          “Aru, aku lapar.. Kita beli sesuatu yuk?” Ajakku kepada Aru.
          “Ah, iya.. kenapa tidak mengajak Ai dan Aka?” Tanya Aru.
          “Haha! -_-” Tidak usah, kelihatannya mereka sangat bersemangat bercerita ke teman-teman yang lain”. Jawab Matsumoto sambil melirik ke Ai dan Aka.
          Akhirnya Matsumoto dan Aru pergi ke kantin untuk membeli beberapa makanan. Matsumoto sempat melihat Bu Minase di kantin, sambil makan sendirian tanpa seorang teman guru. Matsumoto hanya melihatnya saja.
          “Matsu? Ayo, sebentar lagi bel masuk lho..” Ajak Aru.
          “Ah, iya..” Jawab Matsumoto.
          Mereka lalu masuk ke kelas, begitu juga dengan Bu Minase yang sudah selesai makan itu, dia segera memulai pelajarannya. Waktu demi waktu, kelihatannya semakin tegang saja pembelajaran hari ini. Mereka pun pulang.
          “Ah, Pelajaran hari ini membosankan!” Keluh Aka.
          “Iya, Bosan banget!!”. Sambung Ai.
          “Tidak juga, pelajarannya bagus dan bisa dimengerti.” Sambung Matsumoto.
          “Ah, kamu orangnya nggak asik :P .” Keluh Aka.
          “Haha! -_- ” Sambung Matsumoto
          “Eh, sudah ya.. Aku dan Aru lewat sini.. Sampai jumpa besok!”. Kata Aka mengucapkan selamat tinggal.
          “Iya.” Jawab Matsumoto dan Ai.
          Matsumoto yang rumahnya searah dengan Ai akhirnya pulang bersama. Matsumoto hanya bisa mendengarkan keluhan Ai tentang Bu Minase, sambil termenung tanpa sebab.
          “Eh, ada penjual es krim, kamu mau es krim?” Tanya Ai.
          “Boleh, belikan aku satu ya.” Jawab Matsumoto
          “Baiklah, kalau begitu kau tunggu di sini, aku akan ke sana.” Jelas Ai.
          Matsumoto hanya mengangguk, sambil melihat pemandangan indah yang ada di sekitarnya, di sampingnya terlihat gunung dan pepohonan, dan dibawahnya ada tempat untuk bisa melihat danau indah. Matsumoto iseng melihat ke bawah tempat untuk melihat danau. Dan ternyata di sana ada seseorang. Begitu dilihat dekat, ternyata itu Bu Minase. Matsumoto segera turun dan mendekati Bu Minase. Menyadari kedatangan Matsumoto, Bu Minase hanya diam memperhatikan danau yang begitu indah. Matsumoto lalu menegur Bu Minase.
          “Ah, Sensei..”. Kata Matsumoto
          Bu Minase hanya diam saja. Dengan muka setengah terlihat itu, dia menggunakan masker menutupi mulut dan hidungnya.
          “Ano, Apa yang Ibu lakukan di sini?” Tanya Matsumoto dengan ramah, tapi Bu Minase tetap tak menjawab pertanyaannya dan sedikit demi sedikit menjauh dari Matsumoto. Matsumoto pun memakluminya dan tersenyum.
          “Hmm, aku tahu, pasti keindahan danau inilah yang membuat Ibu berniat datang ke sini.” Jelas Matsumoto. Dan akhirnya Bu Minase menjawab.
          “Ini adalah tempat masa kecilku dulu”. Jawabnya.
          Matsumoto sedikit heran, kemudian melanjutkan pembicaraan.
          “Ah, begitu ya.. Eh, kenapa Sensei selalu memakai masker saat jam pelajaran, juga di mana – mana ?” Tanya Matsumoto. Bu Minase tak menjawab pertanyaannya lagi. Lalu Matsumoto mendekat kepada Bu Minase.
          “Ibu?”. Tanyaku heran.
          Mengetahui Matsumoto mendekatinya, Bu Minase mendorong jatuh Matsumoto dan berkata “Jangan Mendekat!” Kemudian berlari ke atas puncak. Melihat kejadian itu, Ai kemudian segera turun ke bawah dan menolong Matsumoto.
          “Ah, Matsu! Kau tidak apa-apa?”. Tanya Ai sambil membantu Matsumoto berdiri.
          “Ah, iya.” Jawabnya. Ia hanya termenung diam.
          “Kenapa sih orang itu?! Guru macam apa itu mendorong jatuh muridnya sendiri!! Kau benar – benar tak apa – apa ?”. Tanya Ai
          Matsumoto hanya diam melihat Bu Minase. Dia termenung melihat ekspresi mata Bu Minase saat ia dia didorong jatuh oleh Bu Minase, matanya seakan mau menangis. ‘Apa maksudnya?’ pikir Matsumoto.
          “Hei, kenapa kau? Ini es krim mu.. Ayo pulang!” Ajak Ai sambil memberikan es krim yang ada di tangannya itu kepada Matsumoto.
          “Ah, iya..” Jawab Matsumoto.
          Mereka pun segera melanjutkan perjalanannya untuk pulang ke rumah.
          Hari demi Hari Bu Minase mengajar, sepertinya semua murid sudah agak bisa beradaptasi dengan keadaan di kelas. Sejak saat itu Matsumoto sering sekali melihat Bu Minase pergi ke danau. Tapi, Matsumoto tidak berani menegur lagi, dia tidak mau mengganggu ketenangan Bu Minase di danau itu. Sampai suatu hari terjadi suatu kejadian di kelas, salah satu teman sekelas Matsumoto, yang bernama Ryu kehilangan suatu barang berharga di sana.
         “Huaah.. bagaimana ini, benda berharga ku hilang... :”( ”. Keluh Ryu.
          Saat ini masalah itu menjadi bahan pembicaraan seluruh murid di kelasnya. Ryu menceritakan bahwa saat benda berharga nya hilang, yaitu sebuah jam milik perusahaan ayahnya, dia hanya bertiga bersama temannya, Hine dan juga Bu Minase di kelas. Waktu itu dia belum pulang karena masih harus mengerjakan salah satu essay nya. Saat Bu Minase keluar dari kelas, Ryu sadar bahwa jam nya hilang. Hine juga tak tahu jam itu. Mendengar cerita itu, Matsumoto pikir hal itu sangat menyudutkan posisi Bu Minase. Sepertinya hal itu sampai menjadi pembicaraan seluruh sekolah, Bu Minase juga sepertinya sudah mendengar kabar yang tak enak itu, dengan menggunakan masker iya masuk kelas dengan keadaan yang biasa – biasa saja.
          Akhirnya Matsumoto menyelidiki permasalahan itu, Petugas kebersihan di sekolah itu bilang Bu Minase sering masuk ke ruang guru diam – diam, entah apa tujuannya. Ini semakin meragukan Matsumoto.
          Esoknya, hal ini masih jadi pembicaraan hangat, terutama di kelas Matsumoto.
          “Dia Pelakunya! Pasti Dia!” Teriak Ai.
          Suara Ai membuat Matsumoto ingin ikut ke pembicaraan itu.
          “Benar, pikir saja pakai Logika, Hine tak mungkin pencurinya karena dia itu orang kaya, pasti si Minase itu pelakunya!” Sambung Aka.
          “Te..Teman – teman.. ” Aru berusaha menghentikan pembicaraan.
          Matsumoto hanya diam mendengarkan. Dia pikir apakah mungkin Bu Minase akan melakukan hal semacam itu.
          “Iya! Kudengar dia sebatang kara, dan dia sangat membutuhkan uang!” Jawab Ai.
          Pembicaraan semakin panas, akhirnya Matsumoto berniat menemui Bu Minase dan menanyakan tentang apa yang terjadi sebenarnya. Matsumoto tahu bahwa Bu Minase setiap pulang sekolah selalu pergi ke danau. Dan ternyata saat itu, Bu Minase memang terlihat menangis. Melihat kejadian itu Matsumoto turun pelan – pelan, tapi akhirnya Bu Minase menyadari keberadaan Matsumoto dan segera menyeka air matanya. Matsumoto lalu mendekati Bu Minase.
          “Kau tadi melihatnya ya?” Tanya Bu Minase.
          “Ah, melihat apa?” Tanya Matsumoto kebingungan.
          “Melihatku menangis?” Jawab Bu Minase.
          Matsumoto hanya terdiam, baru kali ini Bu Minase mudah sekali diajak berbicara.
          “Ano.. Sebenarnya.. Ada yang mau aku tanyakan..” Kata Matsumoto terpatah – patah saat bicara.
          Lalu, dengan masker yang menutupi hidung dan mulutnya, dia menatap Matsumoto.
          “Sensei pasti sudah mendengar berita ini.. dan yang ingin kutanyakan..” Lagi – lagi Matsumoto terpatah – patah.
          Pakai hatimu..” Potong Bu Minase.
          “eh?” Tanya Matsumoto
          “Jika ada yang membingungkan di dalam diri, dan memilih manakah jalan yang harus diikuti, maka yang kupilih adalah kata hati, sebab kenyataannya Perasaan akan lebih mudah menyesuaikan keadaan dengan masalah yang dihadapi.” Kata Bu Minase.
          Mendengar kata – kata Bu Minase tadi membuat hati Matsumoto tertegun, karena kata hatinya yakin bahwa Bu Minase bukanlah pencuri.
          “Kalau ibu meninggal nanti, beri tahu bahwa ibu mau dikuburkan di sini ya..” Kata Bu Minase dengan sedikit bercanda.
          “Se.. Sensei bicara apa?” Tanyaku sedikit kaget.
          “Kalau masalah jam punya temanmu itu, jam itu sekarang ada di Petugas kebersihan sekolah kita, dia menemukan jam itu terjatuh saat Ryu menaruhnya di tasnya yang berlubang. Karena takut hilang dia menyimpan nya.” Jelas Bu Minase.
          “Ke.. Kenapa ibu tidak bilang pada Ryu dan yang lainnya?! Ibu hampir dicurigai pelakunya Tau! Lagipula kenapa petugas itu tidak memberikannya kepada kepala sekolah biar masalahnya terselesaikan?!” Tanyaku dengan nada kesal.
          dia tidak mendengar kejadian itu karena saat itu dia sedang pulang ke desanya di Aomori dan baru kembali hari ini. Lagipula aku tidak bisa berbicara terlalu banyak.” Jawab Bu Minase dengan nada sedih.
          ‘apa maksudnya?’ pikir Matsumoto, walaupun sudah tahu kebenaran kasus yang terjadi tapi masih ada yang janggal tentang Bu Minase. Tanpa pamit Bu Minase pergi dan menuju ke atas, ‘pundaknya bergetar, itu artinya dia sedih’ pikir Matsumoto.
          Esoknya Matsumoto menceritakan tentang kasus pencurian yang terjadi di kelasnya, akhirnya semuanya kembali tenang, Ryu juga merasa lega karena Jamnya sudah ditemukan kembali.
          “Akhirnya tidak ada pelakunya di kasus ini” Ucap Aru.
          “Iya, tapi aku masih ragu dengan nenek sihir, si Minase itu. Sikapnya masih dingin.” Gerutu Ai.
          “Bener Ai, tapi kamu hebat Matsu, darimana kamu tahu tentang kebenaran kasus ini?” Tanya Aka.
          “Ah, aku hanya dapat ilham di waktu malam haha..” Kata Matsumoto dengan nada bercanda.
          “Memangnya kami percaya jawaban seperti itu?! -_- ” Keluh Ai bercanda.
          Akhirnya mereka semua dapat kembali tenang dan mengobrol seperti biasanya.
          “Eh, tapi akhir – akhir ini, Bu Minase nggak kelihatan..” Keluh Aru.
          “Biarkan saja dia, aku dengar sih katanya dia minta cuti karena sakit.” Jawab Aka.
          “Makanya, jadi orang jangan dingin kayak gitu!” Ai memperingatkan.
          “Eh, aku lupa mengumpulkan essay ku kepada Bu Minase, sebentar ya semua.. aku pergi ke ruang guru sebentar.” Jelas Matsumoto sambil bergegas mengambil Essay miliknya.
          “Tak usah deh, lagipula liburan musim semi kan 2 hari lagi?” Rayu Aka.
          “Kalau begitu, aku nggak bakal dapet nilai dong :p sudah ya semua..” Jawab Matsumoto.
          Matsumoto segera bergegas menaruh essay nya di meja Bu Minase, tapi dia terdengar pembicaraan beberapa guru di kantor. Matsumoto jadi sedikit tertarik mendengarnya. Sepertinya tentang Bu Minase.
          Setelah mendengar percakapan tersebut, Matsumoto tertegun. Seolah – olah jawaban pertanyaan yang janggal tentang Bu Minase di hatinya terjawab sudah. Dia mau menangis, lalu tiba – tiba lari keluar dari ruang guru dan menanyakan rumah Bu Minase kepada petugas kebersihan sekolah. Dia bergegas menuju rumah Bu Minase. Sementara kepala sekolah datang mengunjungi kelas Matsumoto ingin membicarakan hal yang sebenarnya terjadi, yang sudah terdengar oleh Matsumoto lebih dulu saat di ruang guru. Kepala sekolah lalu mulai menjelaskan, sementara Matsumoto sedang dalam perjalanan menuju rumah Bu Minase dengan sedikit menangis.
          “Begini anak – anak, bapak ingin memberitahukan sesuatu tentang Bu Minase...” Jelas kepala sekolah.
          “Matsu kemana ya? Kok ngasih Essay lama banget?’’ Tanya Ai.
          “Dia kan memang sering begitu, lama nya minta ampun, apalagi ke toilet!” Jelas Aka.
          Sementara Matsumoto berlari menuju rumah Bu Minase.
          “Bahwa pagi tadi, Bu Minase meninggal dunia..”. Sambung kepala sekolah.
          Semua murid terkejut dan ingin tahu apa alasannya. Pak kepala sekolah lalu menceritakan semua tentang Bu Minase. Ternyata, yang benar – benar di dengar Matsumoto dan teman – teman yang lainnya membuat hati tertegun.
          “Bu Minase punya penyakit TBC paru – paru, itulah alasannya kenapa Bu Minase banyak tidak diterima sebagai guru di sekolah – sekolah di kota ini, sebab mereka semua takut kalau penyakit itu bisa menular kepada orang lain, saat melamar di sekolah ini, awalnya saya tidak mau menerima nya. Tapi, dia menangis sambil berkata ‘Izinkan aku bekerja di sini, walaupun hidup saya sudah beberapa waktu lagi, tapi saya sudah berjanji kepada ayah saya untuk mengabdi dan menjalankan tugas untuk yang terakhir kalinya’. Karena saya tak tega, akhirnya kami mengizinkan dia menjadi guru di sekolah ini, dia selalu memakai masker agar pada saat mengajar murid – murid tak akan tertular penyakitnya tersebut. Dan dia yang sebenarnya lembut, merubah dirinya menjadi galak dan katanya dinobatkan sebagai guru tergalak karena dia ingin agar murid – murid tidak mendekatinya, dia tak mau murid – murid menderita karenanya.” Jelas kepala sekolah dengan raut muka sedih.
          Mendengar semua itu baik Ai, Aka, Aru, dan murid – murid yang lainnya menjadi menangis dan sedih, mereka segera menghimbau pak kepala sekolah agar segera menuju ke rumah Bu Minase.
          Sementara Matsumoto yang sudah mendengar cerita itu, akhirnya sampai di rumah Bu Minase. Kemudian begitu melihat Bu Minase yang sudah berbaring tenang, dia berteriak sedih
          ‘’Senseiii!!’” teriaknya.
          Sementara itu, beberapa menit, Ai dan yang lain pun tiba di rumah Bu Minase, sambil menangis Ai memeluk Matsumoto yang sudah menangis lebih dulu. Akhirnya Matsumoto teringat akan ucapan Bu Minase “Kalau ibu meninggal nanti, beri tahu bahwa ibu mau dikuburkan di sini ya..”. Dia segera memberitahu hal itu kepada yang lain. Teka – Teki terjawab sudah, keraguan yang ada di hati Matsumoto akhirnya dapat terjawab walau harus dilanda dengan kebencian, kepedihan, dan kesedihan.
          Sudah 3 Bulan berlalu, walaupun liburan musim semi dilandai kesedihan, tapi itu tak membuat murid patah semangat untuk melanjutkan sekolahnya. Matsumoto, Ai, Aka, dan Aru pun seperti biasanya, pulang sekolah sambil membicarakan banyak hal.
          “Akhirnya kembali bersekolah ya..” Kata Aru.
          “Yah, guru nya pun kelihatannya baik dan ramah, jadi semangat belajar nih hehe” Jawab Ai.
          “Lagipula gurunya cantik haha :$ ” Sambung Aka.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUnqjSruMKHeVUE2Me120e3bbIb7s9vJRZFRJHdkO4W2vmesbZYhIEuhDMZ3di5HEHJtMsMc1LJVpoflLjOCvYf3DbMKu_94pPHv7aPd8YJQNz8cTzF-3lBqjwW8tbxm80gVC6OMEayHtO/s400/243924a9218b1f2bbf.gif          “Hei, kau lihat dia dari segi mana nya? -,- ” Keluh Ai sedikit bercanda.
          “Sejak kejadian itu..” Matsumoto tak melanjutkan kata – kata nya.
          Semuanya menatap wajah Matsumoto dengan sedikit senyuman kedamaian.
          “Aku tak akan melupakan Bu Minase!” Jawab Matsumoto dengan suara lantang.
          “Kami juga,,” Jawab yang lainnya serentak.
          “Eh, iya.. hari ini aku ada urusan, kalian pulang saja duluan. Aku pergi dulu ya, dah!” Teriak Matsumoto dengan wajah senyuman.
          Matsumoto segera bergegas berlari.
          “Mau kemana dia?” Tanya Aru.
          “Entahlah, jangan – jangan dia lupa mengumpulkan Essay lagi -_- ” Jawab Aka.
          Ternyata Matsumoto pergi ke tempat Bu Minase dimakamkan, dia memberi bunga sebagai tanda sayang nya.
          Tiba – tiba, saat akan kembali ke atas puncak, tanpa sadar Matsumoto menginjak bagian tanah yang licin, sehingga membuat dia terperosot jatuh. Tanpa sadar, sebuah kayu tiba – tiba jatuh dan bergegas Matsumoto pegang agar tak jatuh ke danau. Entah darimana kayu tersebut jatuh. Akhirnya dia bisa bergegas berdiri.
          “fiuhh,, Hampir saja..” Keluhnya.
          “Terima Kasih Bu Minase >:-) ”. Teriaknya.

Terima Kasih Sudah membaca :)

Baca Selengkapnya......